Tag Archives: Kasus Century

Menanti ‘Injury Time’ Kasus Century

Oleh : Pahrudin HM, M.A.

Jika mencermati pertandingan-pertandingan sepakbola, baik yang digelar di dalam negeri seperti Djarum Indonesia Super League (ISL) maupun yang dilakukan di luar negeri seperti Liga Primier Inggris, maka ada menit-menit terakhir yang cenderung diwaspadai. Dalam pertandingan sepakbola, sesuai regulasi yang ditetapkan oleh FIFA sebagai otoritas tertinggi sepakbola dunia waktu normal pertandingan adalah selama 45 menit kali 2, yaitu 90 menit. Dalam rentang waktu 45 menit pertama dan 45 menit kedua banyak hal yang mungkin terjadi. Sebuah tim sepakbola, pada 45 menit pertama bisa jadi memimpin pertandingan dengan skor yang besar, seperti 3-1. Sedangkan pada pertandingan yang helat di babak kedua, pada 45 menit ini skor pertandingan bisa menjadi 7-2 karena kepiawaian para pemain yang berada pada salah satu kubu dalam memainkan pertandingan dan menerapkan strategi yang jitu dalam menggedor gawang lawan. Akan tetapi, keunggulan skor yang besar dan serng disebut sebagai ‘pembantaian’ ini dapat berubah hanya dalam hitungan detika saja.

Dalam konteks pertandingan sepakbola ini, perubahan signifikan sebuah tim dari yang sebelumnya tertinggal jauh seringkali terjadi. Salah satu contoh yang masih hangat dalam konteks sepakbola dalam negeri adalah pertandingan sepakbola ISL antara Persebaya Surabaya dengan Persiwa Wamena yang digelar di Stadion Gelora 10 November Surabaya tahun yang lalu. Persebaya yang tertinggal 2-0 di 45 menit pertama dan kedua mampu membalikkan keadaan menjadi unggul 3-2 hanya dalam hitungan menit saja. Atau, contoh lainnya yang kembali melibatkan Persebaya. Pada pertandingan yang digelar di Gelora Bung Karno Jakarta, Persija Jakarta yang didukung penuh oleh para suporternya tertinggal 2-0 dari tamunya yang berasal dari Jawa Timur, Persebaya. Hanya dalam hitungan beberapa menit saja Persija mampu membalikkan keadaan hingga akhirnya leading menjadi 3-2 hingga akhir pertandingan.

Jika dicermati, perubahan skor dari yang sebelumnya tertinggal jauh dan sangat sulit untuk dikejar terjadi di beberapa menit menjelang berakhirnya pertandingan. Inilah yang kemudian dikenal dalam pertandingan sepakbola dengan nama ‘injury time’, yaitu masa-masa akhir pertandingan dan biasanya ditambahkan beberapa menit dari waktu normal. Di samping menit-menit awal pertandingan, masa ‘injury time’ juga sangat diwaspadai oleh segenap pelaku sepekabola. Hal ini karena di masa-masa tersebut seringkali terjadi perubahan signifikan dan berbeda dengan apa yang terjadi sebelumnya. Bahkan, tidak jarang sebuah tim yang tadi unggul jauh dapat berbalik tertekan dan akhirnya kalah.

Namun demikian, apa sesungguhnya kaitan antara masa ‘injury time’ dalam sepakbola di atas dengan kondisi perpolitikan di negeri ini?. Saat ini, hampir seluruh mata dan telinga masyarakat Indonesia tertuju ke kasus yang tengah hangat-hangatnya dibicarakan, yaitu skandal Bank Century. Kasus dana talangan (boil out ) sebesar 6,7 Triliun yang digelontorkan Bank Indonesia kepada Bank Century ini memang tengah diselidiki oleh Panitia Khusus Hak Angket Century. Pansus yang diketuai oleh Idrus Marham (Fraksi Golkar) ini memang terus mendapat sorotan dan perhatian karena setelah beberapa bulan bekerja kini tengah memasuki tahap akhir kesimpulan yang didapatkan Pansus dari penyelidikan yang mereka lakukan.

Persis sama dengan pertandingan sepakbola sebagaimana yang dikemukakan di atas, pada tahap awal atau 45 menit pertama, posisi skor adalah 3-1 untuk keunggulan partai yang menolak dana talangan tersebut yang diwakili fraksinya di DPR. Adapun fraksi yang menolak dana talangan 6,7 Triliun tersebut adalah PDI-P, Partai Golkar dan PKS, sedangkan yang menerima adalah Partai Demokrat. Pada tahap kedua, atau 45 menit kedua dalam konteks sepakbola di atas, posisi skor menjadi sangat mencolok dengan keunggulan besar fraksi yang menolak menjadi 7-2, karena PAN, PPP, Partai Gerindra dan Partai Hanura bergabung dengan tiga partai yang pertama . Sedangkan partai pendukung dana talangan tersebut hanya bertambah satu, yaitu PKB.

Namun demikian, masa waktu bekerja bagi Pansus untuk menyingkap beragam dugaan pelanggaran dalam penggelontoran dana talangan sebesar 6,7 Triliun belum berakhir. Paling tidak Pansus yang untuk kesekian kalinya dilahirkan para wakil rakyat di Senayan ini masih bekerja hingga awal Maret nanti. Artinya, masih terbuka kemungkinan-kemungkinan perubahan skor dari 7-2 tersebut. Masa ‘injury time’ yang dimiliki Pansus hingga hampir satu bulan ini dapat memunculkan beragam kejadian yang bisa jadi mengubah hasil sementara tersebut. Perubahan-perubahan tersebut dapat saja terjadi karena akan ada banyak taktik dan strategi yang akan diterapkan oleh masing-masing pihak yang berlaga dan terlibat dalam masalah ini. Sebelum mencapai skor 7-2 saja, beberapa strategi dan taktik sudah mulai dilakukan, diantaranya penggembosan anggota Pansus dan yang terkini tentunya merebaknya isu resuffle kabinet yang melibatkan para mitra koalisi partai yang sementara tertinggal tersebut.

Dengan demikian, masa akhir dari aktivitas Pansus dalam panggung politik tanah air menarik kita tunggu. Apakah keunggulan besar dengan skor 7-2 yang kini berpihak pada kelompok yang menolak dana talangan dapat terus bertahan ditengah semakin banyaknya taktik dan starategi yang akan diterapkan. Ataukah di masa ‘injury time’ awal Maret nanti skor berubah menjadi 8-1 untuk kekalahan partai banteng atau 7-2 untuk kemenangan koalisi pemerintah yang kembali dapat ‘disatukan’ minus partai beringin.

Kita tunggu saja hingga peluit panjang sebagai tanda berakhirnya pertandingan ditiupkan wasit dan papan skor mengetengahkan angka-angka yang kelak disaksikan oleh jutaan pasang mata masyarakat Indonesia.

______________________

Selamat menyaksikan laga-laga seru sepakbola tanah air dan luar negeri. Semoga Sriwijaya FC, Manchester United, AC Milan dan Barcelona kembali berjaya. Jangan lupa juga saksikan ‘laga’ seru panggung politik Senayan.